KARANGKANCANA - Selepas menyerahkan bantuan Rp 500 juta kepada Pemkab Kuningan di Pendopo Setda Kuningan, Sabtu (26/5), para pengurus paguyuban perantau asal Kuningan langsung menuju lokasi Hunian Sementara (Huntara) korban bencana alam di Desa Kaduagung, Kecamatan Karangkancana, juga untuk menyalurkan bantuan.
Dengan menggunakan tujuh unit kendaraan roda empat, para pengurus paguyuban langsung menyambangi lokasi Huntara untuk menyalurkan bantuan berupa 800 kg beras, mie instant, minyak goreng, air mineral, minuman sirop dan pakaian layak pakai.
Ketua RWK, H Sanis Ghazali, yang didampingi pembinanya, H Atang Sugiyono beserta para ketua paguyuban perantau lainnya, memandang perlu melihat langsung lokasi huntara tersebut untuk mengetahui sejauhmana kebutuhan para korban terdampak bencana yang telah direlokasi ke sana.
" Ini bantuan spontanitas hasil pengumpulan dari berbagai komunitas yang tergabung ke dalam RWK. Juga dari para donatur yang ada di DKI Jakarta seperti para pengusaha, komunitas Arab, pebisnis dan yang lainnya, " ungkap Sanis di lokasi Huntara.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat perantau asal Kuningan tidak akan sampai di sini untuk menunjukkan kepeduliannya pada saudara mereka yang terkena bencana dan yang membutuhkan di daerahnya.

" Pada hakekatnya warga Kuningan di perantauan masih semangat untuk memberikan bantuan, ini tidak akan kita stop, karena kami yakin belum menyentuh kepada semua dari mereka yang membutuhkan, " tandas Sanis, diamini Ketua KWK, Didi Sutardi.
Sebagaimana diketahui, Bulan Februari lalu, Dusun Cipari, Desa Margacina, Kecamatan Karangkancana, dilanda bencana pergeseran tanah. Hampir semua rumah di dusun itu mengalami kerusakan berat, sehingga warganya harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Pemkab Kuningan melalui dinas terkait telah membuat Huntara untuk ditempati mereka sambil menunggu hunian tetap dibangun. Hingga kini, di Desa Kaduagung, Kecamatan Karangkancana tersebut, telah dibangun sejumlah 70 unit Huntara.
Namun, menurut Kepala Desa Kaduagung, Harun Sutana, dari 70 unit huntara tersebut baru dihuni sekira 27 unit saja. Hal tersebut dikarenakan, belum seluruhnya huntara siap huni dan warga yang terdampak bencana ada yang memilih tinggal di rumah saudara mereka di desa tersebut.(Nars)