KUNINGAN - Kedatangan orang nomor satu di Jawa Barat, Ridwan Kamil, atau yang biasa disebut Kang Emil, di Kabupaten Kuningan, Jum'at (29/03/2019) kemarin, bagi sebagian warga Kuningan membawa angin segar bagi terangkatnya ikon wisata Kuningan, Waduk Darma.
Emil, dalam agenda peringatan Hari Air Sedunia, di Waduk Darma, menyebutkan pihaknya melalui Pemprov Jabar akan melakukan revitalisasi waduk kebanggaan masyarakat Kuningan, menjadi lebih dikenal bahkan hingga level Internasional.
Malahan di beberapa akun medsos, tersebar maket animasi yang menggambarkan rencana revitalisasi Waduk Darma yang memang terlihat megah dan elegan.
Namun, bagi warga setempat, rencana Pemprov Jabar itu, bukanlah satu kabar gembira, melainkan kabar yang mengundang rasa khawatir mereka. Hal itu dirasakan terutama oleh mereka yang menggantungkan perekonomian dari keberadaan obyek wisata dan waduk tersebut.
Sekelompok warga dari 19 desa di Kecamatan Darma yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Masyarakat Peduli Waduk Darma (AMPWD), mengaku khawatir, jika rencana revitalisasi waduk dilaksanakan, mereka akan kehilangan sumber penghidupan. Mereka mengadakan pertemuan, Jum'at malam, setelah kepulangan Ridwan Kamil dari lokasi Waduk Darma.
" Kami khawatir kejadian seperti di Waduk Cileuweung, tentang simpang siur nasib warga yang terdampak di sana, akan terjadi di Waduk Darma jika rencana tersebut dijalankan nanti, " ungkap salah seorang warga yang enggan namanya dipublikasikan kepada kuninganreligi.com melalui sambungan telepon, Jum'at malam.
Sementara, juru bicara AMPWD, Deki Zainal Muttaqin, berpendapat, rencana revitalisasi Waduk Darma bisa menyingkirkan dan menghilangkan penghidupan warga yang bergantung ekonominya dari keberadaan waduk dan obyek wisata di sana.
" Rencana gubernur merevitalisasi Waduk Darma menimbulkan banyak riak di bawah. Berapa banyak petani jaring terapung dan pemilik warung di lokasi wisata yang akan disingkirkan, tanpa ada kompensasi yang jelas, " ungkap Deki.
Deky juga mengaku heran dengan pernyataan Emil, saat berbincang dengan warga, yang mengatakan jika warga setempat tidak mampu dalam bidang permodalam, maka akan diambil alih oleh investor.
" Itu kan sama saja dengan ekonomi kapitalis, yang akan menghabiskan mata pencaharian warga setempat, " ketusnya.
Menurut Deki, warga yang merasa keberatan dengan adanya revitalisasi Waduk Darma tersebut, berencana akan mengadakan aksi menuntut kejelasan kepada pemerintah terkait rencana besar tersebut.
" Dalam waktu dekat Kang, kami akan menuntut kejelasan tersebut, bahkan jika perlu kami dari 19 desa ini akan berangkat ke Gedung Sate untuk beraudiensi langsung dengan gubernur, " tukas Deki (Nars)