KUNINGAN - Debit arus air dan kedalaman sungai dijadikan modal utama oleh para pemuda Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede dalam menggagas konsep wahana wisata baru.
Dengan menggunakan alat bantu dari ban dalam bekas kendaraan roda empat, mereka mencoba menarik pengunjung untuk menyusuri sepanjanng sungai yang mengalir di desa tersebut. Pengunjung terapung di atas ban bekas di aliran air sungai tersebut selayaknya wisata arung jeram.
"Ini nama wahananya Papalidan. Asal katanya dari Bahasa Sunda, Palid, yang artinya hanyut. Pengunjung bisa menikmati sejuknya pedesaan di aliran sungai saat hanyut di atas pelampung," terang Martin, salah seorang pengelola wahana, Rabu (04/09/2019).
Meski musim kemarau seperti ini, Martin mengatakan, arus air yang mengalir di sungai di desanya itu masih lumayan deras. Meski belum sempurna dalam perlengkapan wisata peraiaran ini, namun hal itu tidak menyurutkan semangat para penggerak wisata warga setempat.
"Modal Kami kekompakan dan kemandirian, Alhamdulillah, objek wisata perairan ini sudah mendatangakan sejumlah pengunjung. Seperti dari Tanggerang, Subang dan daerah tetangga lainnya,” sebut Martin
Ditanya harapan agar konsep wisata yang digagasnya bisa berkembang, Martin menjawab, Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian kepada penggiat wisata mandiri di desa seperti yang dilakukannya.
"Kuningan kan sudah masyhur dengan sebutan Kota Wisata, pengennya, pemerintah bisa memperhatikan kami ini. Tujuannya, agara usaha wisata alam yang kami kelola, bisa berkembang dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar,” jelasnya.
Dari pantauan media, wahana wisata baru tersebut cukup banyak juga peminatnya. Pengelola menggunakan rute dan jarak tertentu bagi pengunjung yang menggunakan fasilitas yang mereka sediakan.
“Untuk rute, itu hanya berjarak sekitar 500 meter dari garis awal hingga finis. Kemudian, untuk perlengkapan petugas dan keamanan itu jelas dilayani maksimal,” ungkapnya.(Nars)