Pembuatan Kolang-Kaling di Kuningan, Seorang Mampu Produksi 20 Kg Sekali Panen - Kuningan Religi

Breaking


Minggu, 26 April 2020

Pembuatan Kolang-Kaling di Kuningan, Seorang Mampu Produksi 20 Kg Sekali Panen


KUNINGAN - Siapa yang tidak mengenal Kolang-Kaling, makanan berbentuk biji bulat yang biasa kita temukan di dalam kolak atapun minuman sirup segar. Kolang-kaling memang selalu mendapat perhatian saat tibanya Bulan Suci Ramadhan. Produksinya meningkat karena permintaan masyarakat terhadap kolang-kaling untuk bahan minuman saat berbuka puasa selalu naik di saat Bulan Ramadhan tiba.



Di Kabupaten Kuningan, kolang-kaling biasa disebut dengan caruluk, merupakan buah yang dihasilkan dari pohon aren.  Salah seorang warga Lingkungan Talahab, Kelurahan Citangtu, Samin (62 tahun), mengaku, di Kabupaten Kuningan, caruluk selalu menjadi primadona untuk bahan sajian berbuka puasa.

"Buah caruluk selalu menjadi kegemaran warga untuk dikonsumsi sebagai sajian berbuka puasa atau takjil," kata Samin, saat ditemui di rumahnya, Ahad (25/04/2020).

Samin menceritakan, untuk menghasilkan kualitas kolang-kaling yang baik, harus melalui beberapa tahap proses pengolahan. 

Setelah dipetik dari tangkainya di atas pohon aren, Buah Caruluk, dipilih, kemudian direbus dan direndam hingga siap dikonsumsi.

"Pemetikan buah aren ini, tidak sembarang orang bisa melakukan, harus disertai dengan keterampilan dan keahlian khusus. Sebab pohon aren kan seperti pohon kelapa, " ujar Samin. 

Buah aren (caruluk-red) ini, kata Samin, tempatnya bergerombol yang tak mungkin dipetik satu persatu. Cara pemetikannya dipotong pada bagian tangkainya. Tujuannya, agar buah tidak jauh berserakan saat jatuh, 

" Setelah itu buah caruluk hasil panen dikumpulkan dan dipisahkan dari tangkainya. Lalu buah caruluk direbus dalam air mendidih, " ucapnya.

Untuk merebus, Samin biasa menggunakan panci atau drum ukuran besar, sesuai kebutuhan banyaknya kolang-kaling yang direbusnya.

Proses berikutnya adalah pemilahan buah, yang biasa dilakukan Samin saat merebus sambil menunggu kolang-kaling "matang". Hal ini Ia lakukan agar proses pemilahan buah setelah merebus bisa cepat selesai.

"Setelah diebus, lalu kita tiriskan untuk kemudian dikupas. Buah Caruluk dipisahkan dari cangkangnya yang cukup tebal," ungkap Samin lagi. 

Setelah dikupas, buah yang telah dipilah direndam dengam air bersih. Saat perendaman, Samin beberapa kali mengganti air rendaman agar menghasilkan kualitas kolang-kaling yang baik. 

"Airnya diganti beberapa kali agar menjadikan buah kolang kaling semakin bagus dan awet, " ujarnya.



Samin mengaku, setiap harinya maksimal Ia bisa menghasilkan sebanyak 20 kg kolang kaling yang biasa diambil oleh pengepul untuk dijual. 

"Pengambilan oleh pengepul tidak tentu. Sebab sebab hasil rendaman ini, waktunya berbeda beda," ungkapnya.

Samin menuturkan Ia biasa menjual kolang-kaling hasil olahannya dengan harga Rp 10 ribu/kg. (Nars)