Seperti Apa Praktik KBM Tatap Muka di SMAN 1 Garawangi? - Kuningan Religi

Breaking


Selasa, 11 Agustus 2020

Seperti Apa Praktik KBM Tatap Muka di SMAN 1 Garawangi?


KUNINGAN - Sedikitnya ada 8 Standar Operasional Pembelajaran (SOP) yang telah dibuat pihak sekolah SMAN 1 Garawangi, Kabupaten Kuningan, dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka.

Hal itu diungkapkan Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Garawangi, Uci Wikara, saat berbincang dengan media KR, Selasa (11/08/2020) di ruang kerjanya. 

Standar pelaksanaan KBM secara tatap muka tersebut, ungkapnya, berpedoman pada aturan pembelajaran di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang dikeluarkan pemerintah, seperti Revisi SKB 4 menteri tentang pedoman pelaksanaan pendidikan di masa Pandemi Covid-19, dan juga Perbup Kuningan nomor 59 tahun 2020.



"Kita pasang semua aturan untuk para peserta didik dan dewan guru dalam melaksanakan KBM secara tatap muka ini dalam bentuk banner seruan di semua titik strategis di lingkungan sekolah, " ungkapnya.

Seruan tersebut untuk mematuhi semua protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, penggunasn hand sanitizer, memakai face shield di dalam kelas, dan selalu menjaga jarak.

"Semua dibagikan masker dan face shield secara cuma-cuma dari sekolah. Untuk di kelas pun ada aturan bagi guru pengajar dan siswa saat KBM berlangsung, " ujarnya.

Selain itu, saat pulang sekolah, dimana pembelajaran hanya berlangsung selama 4 jam, siswa dilarang berkerumun saat ke luar lingkungan sekolah. Mereka diharuskan langsung pulang ke rumah masing-masing.

"Untuk kantin sekolah pun kita tutup dan siswa disuruh membawa bekal sendiri dari rumah jika ingin makan / minun, " tambah guru yang juga aktif jadi Pembina Pramuka ini.

KBM secara tatap muka di SMAN 1 Garawangi ini dilaksanskan secara bertahap dan dijadwal mengingat ada aturan pembatasan jumlah siswa per kelas. 

"Ada 10 rombongan belajar per tingkatan kelas, seperti Kelas X, kita bagi jadi 20 ruangan kelas. Sisanya tetao mengikuti pendidikan jarak jauh secara daring melalui berbagai aplikasi berbasis android, " kata Uci.



Terkait izin dari orangtua siswa, Ia mengatakan, dari format surat izin orangtua yang disebarkannya melalui siswa, semuanya tidak keberatan dan mengizinkan anak mereka untuk ikut KBM secara tatap muka.

Terpisah, Ratna (16 tahun,) salah seorang siswa Kelas X, yang berhasil diwawancarai, mengaku senang bisa kembali belajar di sekolah. Menurutnya, selama libur sekira  3 bulan, Ia merasa suntuk belajar di rumah terus.

"Iya seneng (bisa belajar kembali di sekolah), kan di sekolah banyak teman, " katanya. (Nars)