KUNINGAN - Mengambil konsep warung makan tradisional khas pedesaan masa lalau di Tatar Sunda, mulai Selasa (23/03/2021), Warung Kopi Manis, hadir di Kabupaten Kuningan.
Grand opening Kopi Manis "Cerita Kita di Masa Lalu, Kuningan Boga Carita" ini diresmikan secara langsung oleh Bupati Kuningan, Acep Purnama.
Owner Warung Kopi Manis, Anton Octavianto, di sela pembukaan WKM Kuningan, menyebutkan bahwa dirinya memulai bisnis kuliner di tengah mulainya Pandemi COVID-19. Meski di tengah pandemi, namun ternyata, bisnis yang dimulainya sejak Januari 2020 ini mendapat respon positif dari masyarakat.
"Tahun lalu kita mulai buka di Daerah Talun, Cirebon. Sengaja kita ambil konsep berbeda dari cafe-cafe mainstream, untuk memberikan kesan unik dan menarik. Dan ternyata respon masyarakat pada kuliner yang kita sajikan sangat baik," papar pria kelahiran Tahun 1978 ini.
Bahkan, menurutnya, sejak dibuka di Cirebon, warga Kuningan banyak yang sengaja berkunjung ke WKM. Karena permintaan warganet asal Kuningan untuk membuka cabang WKM di Kuningan, maka mulai Selasa ini pihaknya memulai Cabang WKM di Jalan Ir Soekarno, Kompleks KIC Kuningan.
"Kalau tidak salah konsep warung kopi tradisional ini yang ketiga, setelah Kopi Klothok, Kopi Keprok dan terakhir Kopi Manis ini," ungkap Anton.
Hal yang menarik yang dimiliki Warung Kopi Manis adalah khas bau gosong pada kopi yang disajikan karena dimasak pada tungku yang menggunakan kayu bakar. Penyajiannya pun didesain tradisional, dan tempat menikmati kopi berbentuk saung layaknya kandang kerbau, seperti di pedesaan Tatar Sunda masa lalu.
PMB FAHUTAN UNIKU KLIK DI SINI
![]() |
Kampus Fahutan Uniku |
"Kopi dan makanan dinikmati enak di suasana kebun yang sejuk dan jauh dari keramaian," imbuhnya.
Ditanya menu makanan, selain minuman kopi, Anton menuturkan bahwa menu yang disiapkannya pun tidak berkesan mewah, seperti daging-dagingan.
"Menu makanan juga khas masakan Sunda seperti yang dimasak ibu-ibu di rumah, seperti lodeh, sayur asam, telur krispi. Justru ini yang banyak digemari, " katanya.
Untuk harga makanan dan minuman, Anton mengungkapkan tidak terlalu mahal dan sangat terjangkau.
"Untuk makanan harga terendah Rp 2 ribuan, dan termahal adalah Pedesan Entog sekira Rp 20 ribuan. Untuk aneka jenis kopi, hanya Rp 5 ribuan saja," paparnya.
Konsep bangunan tempat ngopi dan makan di WKM, sengaja juga dibuat seperti saung di pedesaan jaman dulu. Anton pun tak merogoh banyak kocek, karena bahan bangunan yang digunakannya adalah dari bahan bekas.
"Tapi kita jamin bangunan ini konstruksinya kuat, karena kayu yang digunakan pun kayu Kalimantan," tandasnya.
Anton menyebut, jam buka WKM Kuningan adalah dari pukul 06:00 WIB hingga pukul 21:00 WIB.
WKM Kuningan ini berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi, dengan tata artistik yang antik dan menarik.
"Nama Manis sendiri kita ambil dengan harapan bisnis kita akan laris manis," ujarnya sambil tersenyum.
Sementara, Bupati Kuningan, Acep Purnama, saat membuka operasional WKM Kuningan, menyambut baik upaya owner untuk mengangkat konsep kuliner tradisional Kuningan.
"Ternyata konsep tradisional dan unik inilah yang belum dimiliki kedai-kedai kopi lain dan bahkan jadi banyak yang melirik untuk mencobanya," kata Acep.
Pemkab Kuningan, imbuhnya, akan terus mendorong pelaku usaha yang memiliki kepedulian pada tradisi yang ada di masyarakat.
"Apalagi di masa pandemi ini, kita sedang mengupayakan recovery ekonomi masyarakat. Semoga WKM ini bisa jadi inspirasi buat masyarakat untuk bisa bangkit di tengah pandemi ini," harapnya.
Terpantau, dalam pembukaan WKM Kuningan ini, hadir juga para pejabat lain seperti Komandan Batalyon C Satuan Brimob Polda Jabar, AKBP M Andri, Sekda Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, Kasatpol PP, Agus Basuki, Kepala DPMTSP, Agus Sadeli, dan pejabat lainnya.
Juga hadir beberapa komponen dari komunitas kendaraan bermotor, Toyota Land Cruiser Indonesia, Black Horse Kuningan, dan lainnya. (Nars)
Posting Komentar
0 Komentar