Type Here to Get Search Results !

Bottom Ad

Siapa Kangen Makan Rengginang? Di Kuningan Ada "Kampung Rengginang", Lho!

KUNINGAN - Siapa yang tidak tahu kudapan ringan bernama rengginang? Ya, kudapan jenis kerupuk tebal ini memang banyak dikenal di Indonesia karena rengginang merupakan salah satu pangan khas Nusantara.

Memang, raginang (orang Sunda menyebutnya begitu) ini kerap kali kita temukan jika bertamu di pedesaan yang ada di Jawa Barat. 


Di Kabupaten Kuningan ternyata ada satu kampung yang memiliki banyak pembuat rengginang rumahan. Kampung tersebut bernama Sindangpanon, berada di Desa Sindangagung Kecamatan Sindangagung.

Saat kuninganreligi.com berkunjung ke kampung tersebut, nampak di beberapa halaman rumah warga, terlihat rak-rak bambu  dipenuhi rengginang yang sedang dijemur.

"Puluhan rumah di sini biasa membuat raginang. Kebanyakan ibu-ibu yang membuatnya," ujar Inah (41 tahun), warga Rt 03 Rw 03 Dusun Kliwon Desa Sindangagung, saat ditemui di rumahnya, Ahad (04/04/2021).

PMB FAHUTAN UNIKU KLIK DI SINI

Kampus Fahutan Uniku

Bahkan, imbuhnya, di keluarganya sendiri, masih satu kerabat, ada delapan orang yang menggeluti usaha pembuatan kudapan berbahan dasar beras ketan ini.

"Usaha pembuatan raginang ini turun temurun sudah lama, di keluarga Saya saja kakak beradik dan keponakan semua bikin raginang," sebutnya.

Meski di tengah pandemi, kata ibu satu anak ini, usaha pembuatan rengginang tidak sepi peminat. Apalagi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri seperti saat ini, permintaan akan rengginang ada peningkatan. Terutama dari warga perantauan yang kangen pada makanan khas pedesaan.

"Iya lumayan ada peningkatan. Saat ini saja Saya sedang menyiapkan pesanan dari warga yang merantau di Tangerang, Banten," katanya.

Ditanya soal cara membuat rengginang, dengan cekatan Inah langsung mempraktikkannya. Pembuatan rengginang dimulai dengan memilih beras ketan berkualitas baik agar rengginang yang dihasilkan renyah dan tidak rapuh saat digoreng.

"Mulai memilih beras ketannya juga harus yg baik, kita biasa menggunakan beras ketan Cirebon. Ketannya ada yang hitam dan putih. Kemudian beras dicuci, seperti beras untuk nasi saja," terangnya.

Kemudian beras yang sudah dicuci bersih, diaduk-aduk bersama bumbu yang sudah disiapkan. Perihal bumbu, Ia menyebutkan ada empat macam yang biasa disukai konsumen.

"Bumbunya tergantung rasa yang diinginkan, ada rasa terasi dan bawang putih, rasa manis menggunakan gula merah atau putih, rasa original hanya menggunakan garam, dan rasa lainnya tinggal menambahkan bumbu sesuai yang diinginkan," bebernya.

Setelah diaduk dengan bumbu hingga merata, beras ketan dimasukkan ke dalam dandang untuk dikukus hingga menjadi seperti nasi setengah matang. Kemudian di-akeul (diaduk-aduk) di atas nampah, dan dikukus lagi hingga matang.

"Setelah matang, dicetak berbentuk bulat dan yang sudah dicetak lalu dijemur di bawah sinar matahari. Jika kondisi panas biasanya dua hari sudah bisa dikemas ke dalam plastik," katanya.

Inah mengaku industri rengginang rumahannya sudah memiliki izin Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT) yang dikeluarkan Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian Kuningan. Namun beberapa rekannya yang lain masih belum mendapatkan PIRT. 

"Semoga saja untuk yang lainnya bisa segera mendapat PIRT ini. Kami di sini juga menunggu perhatian dari pemerintah agar usaha pembuatan rengginang ini lebih meningkat. Ini produk unggulan UMKM khas  kampung kami," ungkapnya.

Untuk diketahui kudapan rengginang ini merupakan penganan khas pedesaan di Indonesia yang banyak dijumpai di Pulau Jawa atau lebih khusus lagi di Jawa Barat.

Untuk bisa dimakan, rengginang yang sudah dijemur, digoreng terlebih dahulu dalam minyak goreng panas selama beberapa saat saja.


Penganan rengginang di pedesaan di Kabupaten Kuningan, banyak disuguhkan di meja saat menjamu tamu yang datang. Bahkan untuk para perantau - banyak warga Kuningan yang merantau ke luar kota - rengginang ini biasa menjadi buah tangan yang dibawa dari kampung halaman untuk dikonsumsi di kota. Rengginang yang dibawa ke kota ini sedikit banyak bisa mengobati rasa  rindu kampung halaman, saat berjuang mencari nafkah di perantauan. (Nars)

Posting Komentar

0 Komentar

Top Post Ad

Below Post Ad

Bottom Ad