![]() |
Kadis LH Kuningan, Wawan Setiawan, saat mengklarifikasi berita temuan limbah medis (foto: KR) |
KUNINGAN - Soal temuan limbah medis di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Desa Ciniru, Kecamatan Jalaksana, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kuningan mengklaim hanya menemukan sampah masker saja. Kepala Dinas LH Kuningan, Wawan Setiawan, saat ditemui awak media di kantornya mengaku sudah melakukan pengecekan di lokasi TPSA dan pihaknya tidak menemukan limbah medis seperti yang diberitakan.
"Tadi juga dari pihak Inafis Polres Kuningan sudah ke lokasi dan hanya menemukan masker. Untuk masker ini di masa pandemi Covid-19 kan sudah umum lah ya, yang penting bagaimana soal penanganan limbah medis ini aman, " jelas Wawan didampingi Sekdis DLH Kuningan, Eka Mulyawan.
Menurutnya, sampah masker medis pun belum bisa dikategorikan limbah B3 kalau belum terkontaminasi B3, jadi masker medis bisa dikategorikan jika terkena B3.
"Kita pun tidak bisa menuduh, tidak tahu dari mana karena namanya masker bekas kan sekarang harus di disinfektan dulu dan ada treatment khusus baru bisa dibuang, " tandasnya.
PMB FAHUTAN UNIKU KLIK DI SINI
![]() |
Kampus Fahutan Uniku |
Pihaknya pun mengklaim telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan masker ramah lingkungan, semacam masker kain, agar bisa dicuci dan digunakan kembali.
Terkait pengelolaan limbah medis, Wawan menambahkan, sejak tahun 2020 pihaknya sudah mensosialisasikan surat edaran langsung dari bupati soal himbauan pengelolaan limbah infeksius.
"Himbauan ini sudah kita sebar ke seluruh fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik agar memisahkan sampah yang terkategorikan limbah B3 dari sejenis sampah rumah tangga. Dan pengelolaannya pun khusus ada SOP nya," paparnya.
Baca juga:
Pegiat Lingkungan Minta Usut Tuntas Oknum Pembuang Limbah Medis di TPSA Ciniru
Bupati Kuningan Kaget Ada Temuan Limbah Medis di TPSA Ciniru
Pihaknya mengaku telah menempatkan armada khusus berupa kontainer tertutup untuk pengumpulan limbah dari beberapa rumah sakit. Dan armada tersebut hanya boleh mengangkut sampah rumah tangga dan sejenisnya.
"Diluar itu (sampah rumah tangga) kan bukan kewenangan kita. Jadi misal rumah sakit A ada MoU nya tidak boleh ada limbah B3. Karena limbah B3 ada perlakuan khusus dari pihak ketiga, " kata Wawan lagi.
Sebelum sampah dari rumah sakit itu diangkut, pihaknya juga telah mewajibkan agar disemprot dulu dengan disinfektan.
Baca juga:
Anggota Komisi 3: Temuan Limbah Medis di TPSA Ciniru Sudah Keterlaluan
"Cuma kan kita jarang kontrol ya, terus temen-temen sopir kan tidak bisa ngecek karena kontainer kan bak tertutup," katanya.
Seandainya ditemukan limbah medis yang tergolong B3 di TPSA pun, Wawan menyebutkan tidak bisa menduga-duga siapa yang membuangnya di sana. Ia mengatakan lagi, siapa pun bisa membuang limbah tersebut.
"Mungkin juga warga yang isolasi mandiri, kemudian diinfus dan bekasnya dibuang begitu saja. Yang buang sampah kesana itu kan banyak, kalau bicara kemungkinan sekecil apapun pasti ada, cuma masalahnya presentase itu berapa, " gamblangnya.
Baca juga :
Pihaknya juga enggan dituding sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam temuan limbah medis ini.
"Aktor utamanya kan bukan kita, kita hanya jadi TKP saja, " ucapnya.
Meski begitu, Wawan mengakui bahwa pemberitaan temuan limbah medis ini menjadi masukan yang berharga bagi pihaknya untuk lebih ketat dalam pengawasan pengelolaan sampah di TPSA yang dikelolanya.
Sebelumnya, diberitakan, dalam penelusuran yang dilakukan beberapa awak media di TPSA Ciniru, pada Selasa (27/04), telah ditemukan beberapa limbah bekas penggunaan medis, seperti masker, sarung tangan karet, bekas infusan, dan kemasan obat.
Beberapa orang pemulung yang ditanya media di lokasi mengakui ada truk-truk yang masuk TPSA tersebut dan membuang limbah dari rumah sakit yang ada di sekitar Kabupaten Kuningan.
Saniah (60 tahun), pemulung di lokasi membenarkan bahwa limbah medis seperti jarum suntik, bekas kemasan obat, masker, sarung tangan hingga bekas infusan, sering dijumpainya saat mengais sampah.
"Untuk jarum suntik sekarang jarang ditemui. Ya mungkin dari rumah sakit yang ada di Kuningan. Soalnya ini kan pembuangan sampah dari Kuningan. Biasanya truk yang membuang limbah medis ke sini suka datang seminggu tiga kali," papar Saniah. (Nars)
Posting Komentar
0 Komentar