Bakar Sampah, 3 Ruangan Kober dan Madrasah di Linggasana Hangus - Kuningan Religi

Breaking


Rabu, 28 Juli 2021

Bakar Sampah, 3 Ruangan Kober dan Madrasah di Linggasana Hangus


KUNINGAN - Diduga akibat warga yang membakar sampah di sekitar Gedung Kelompok Bermain (Kober) dan Madrasah, tiga ruangan gedung tersebut terbakar hebat, pada Rabu (29/07) siang. 

Ruangan yang terbakar adalah ruangan guru dan kamar mandi Kober Dewi Sartika Linggasana dan satu ruangan lagi adalah ruang kelas di Madrasah Al Ikhlas Linggasana, Kecamatan Cilimus. 


Kepala UPT Damkar Satpol PP Kuningan, M Khadafi Mufti, saat dikonfirmasi menjelaskan kebakaran yang terjadi Rabu siang menghanguskan bangunan seluas 86 meter persegi. 

" Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Linggasana, Ibu Heni Rosdiana, sekirq pukul 13.00 WIB, warga setempat bernama Ibu iti (70  th) membakar sampah disebelah utara bangunan Kober/madrasah, yang kemudian diduga api dari pembakaran sampah ini merembet ke bangunan, " terang Khadafi. 

Meski kerap ditegur oleh pihak sekolah dan perangkat desa, ujarnya, namun warga tersebut tetap melakukan aktivitas pembakaran sampah ini. Dan pada Rabu siang api bekas pembakaran menyala dan membakar bangunan. 

" Sekira pukul  13.50 WIB, terlihat kobaran api dan asap dari atap bangunan kantor ruang guru Kober Dewi Sartika oleh anak-anak yang sedang bermain di seputaran lokasi kejadian kebakaran, " kata Khadafi lagi. 

PMB FAHUTAN UNIKU KLIK DI SINI

Kampus Fahutan Uniku

Melihat kejadian tersebut, warga setempat berusaha untuk memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya. Karena api semakin membesar dan khawatir akan merambat ke bangunan lainnya, Kades Linggasana, Heni, akhirnya melaporkan kejadian kepada pihak Damkar Kuningan. 

"Kami mengirimkan 5 anggota dan 1 unit Randis ke lokasi untuk memadamkan api. Alhamdulillah berkat bantuan warga, dan aparat desa setempat api berhasil dipadamkan sebelum membakar keseluruhan bangunan, " ungkapnya. 

Dari kejadian kebakaran ini, pihaknya menghitung kerugian materi sekira Rp 202 juta. 

"Diperlukan perbaikan sarana bangunan pendidikan, pengadaan kembali alat permainan pendidikan dan lainnya. Karena bangunan dimaksud masih digunakan aktif untuk kegiatan proses belajar-mengajar, " pungkas Khadafi. (Nars)