![]() |
Anggota DPRD Kuningan, Deki Zaenal Mutaqin |
KUNINGAN - Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024 di Kabupaten Kuningan masih punya waktu sekira 2 tahun lagi. Namun, hingga pertengahan tahun 2022 ini ternyata sudah bermunculan nama yang digadang-gadang oleh sekelompok masyarakat atau memunculkan namanya sendiri bahwa layak untuk dipilih di Pilkada Kuningan 2024 nanti.
Beberapa nama yang sudah muncul ke permukaan, disaring dari beberapa pemberitaan media massa, adalah Acep Purnama, M Ridho Suganda, Rokhmat Ardiyan, Ujang Kosasih, Dede Ismail, Udin Kusnaedi, Rana Suparman, Asep Setia Mulyana, Chartam Sulaiman, Uba Sobari, dan Toto Taufikurrahman Kosim.
Salah seorang politisi dari Partai Gerindra, Deki Zaenal Mutaqin, saat berbincang dengan kuninganreligi.com, Selasa (5/7), mengungkapkan bermunculannya nama bakal kandidat Bupati Kuningan yang siap bertanding di kontestasi Pilkada 2024 nanti ini adalah sebuah pertanda baik bagi masyarakat.
"Dengan bermunculannya calon kandidat ini, Saya pribadi merasa senang, ini pertanda banyak putra-putri bangsa ini yang siap mengabdikan diri untuk masyarakat Kuningan," jelasnya.
Menjadi seorang bupati, imbuhnya, berarti menjadi pemimpin di daerah. Artinya, ketika pilihannya ingin jadi pemimpin, kalau mengacu pada hal yang benar, dia sanggup mengorbankan dan mewakafkan dirinya dan siap "sengsara" demi rakyatnya.
"Ketika banyak kandidat Bupati Kuningan ini bermunculan, artinya sudah banyak yang siap menempuh jalan tersebut demi kebaikan masyarakat," ujarnya.
Namun, menurutnya, ada hal yang harus digarisbawahi. Kalau memang benar mereka yang berasal dari politisi, pengusaha dan berlatarbelakang aneka macam ini sudah menyatakan layak jadi pimpinan di daerah, Deki mempertanyakan, sejauh mana mereka ini dianggap layak jadi Bupati Kuningan.
"Kelayakan ini kan ada hitung-hitungannya. Apakah mereka yang menyatakan layak jadi Bupati Kuningan ini karena sudah banyak berkontribusi besar kepada masyarakat? Ataukah Dia punya ide/gagasan untuk membangun Kuningan yang sudah dituangkan dalam konsep pembangunan dan sudah dipublikasikan kepada masyarakat?," paparnya.
Masyarakat, kata Deki, perlu tahu seorang yang layak jadi Bupati Kuningan ini bisa apa nanti kalau diberi amanah oleh rakyat.
"Kan semuanya belum tentu dan masih seperti angan-angan jika memang masyarakat belum tahu dan belum melihat track record mereka seperti apa," ujarnya lagi.
Soal ada yang menyebutkan seseorang pantas atau tidak untuk dipilih, Deki juga masih mempertanyakan, kepantasan itu dari segi apa.
"Harus jelas apa indikatornya, survei mana yang menunjukkan mereka layak dan pantas dipilih?," tanyanya.
Ditanya apakah hingga hari ini ada sosok yang layak bagi dirinya untuk dipilih menjadi Bupati Kuningan, Deki secara pribadi mengatakan masih dalam pencarian sosok itu.
"Tapi kalau ditanya secara kepartaian kalau Saya harus melakukan ke-ego-an, tentu dari kader Partai Kami yang pantas memimpin, ini kan sah-sah saja," ungkapnya lagi.
Tapi, Deki mengajak semua pihak untuk menepis sikap ego sentris ini dan lebih mengedepankan sikap kebangsaan untuk kebaikan Kabupaten Kuningan dengan tidak mendiskreditkan siapapun yang berniat mengabdikan dirinya dalam hal apapun, termasuk yang ingin jadi kandidat Bupati Kuningan.
"Masyarakat pun secara individu mereka harus bisa ikut mem-verifikasi siapa yang layak jadi pimpinan mereka. Bukan hanya terlontar dari jargon-jargon politik dan digadang-gadang oleh sekelompok orang saja," tandasnya. (Nars)
Posting Komentar
0 Komentar