![]() |
Seorang dalang muda asal Kelurahan Citangtu sedang menampilkan keterampilannya membawakan lakon Wayang Golek di Binojakrama Padalangan, Sabtu (3/9) di Gedung Kesenian Kuningan |
KUNINGAN - Banyaknya potensi seniman di Kabupaten Kuningan terus diperhatikan Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat. Termasuk bermunculannya potensi Dalang Wayang Golek dari kalangan generasi muda.
Potensi dalang muda mulai dari usia 15 tahun ke bawah hingga kalangan remaja dilirik Disdikbud Kuningan untuk terus mengasah kepiawaian mereka dalam membawakan lakon cerita Wayang.
Salah satu upaya mengembangkan potensi seni yang dimiliki para dalang muda ini adalah melalui penyelenggaraan "Binojakrama Padalangan" yang digelar Sabtu (3/9) di Gedung Kesenian Raksa Wacana Kuningan.
Menurut Kabid Kebudayaan Disdikbud Kuningan, Emup Muplihudin, tujuan pihaknya menyelenggarakan Binojakrama Padalangan ini adalah untuk mengenalkan kembali seni kebudayaan Sunda yang berkembang di Kuningan yakni Wayang Golek.
"Saat ini Seni Sunda Wayang Golek sudah banyak tergerus budaya luar. Sehingga kita perlu mengenalkan kepada generasi muda bahwa banyak ajaran dan atikan yang bisa diambil dari cerita Wayang Golek ini," katanya.
Disampaikan Emup, Binojakrama ini bisa meningkatkan kembali rasa cinta masyarakat kepada kebudayaan daerah.
Binojakrama yang dihelat kali ini, menurutnya bukan sebagai kompetisi untuk diperlombakan kembali ke tingkat lebih tinggi. Namun, sebagai tempat para dalang muda ini mengekspresikan potensi seni yang mereka miliki.
"Semoga dengan Binojakrama ini, mereka semakin bisa mengasah keterampilan memainkan cerita Wayang Golek untuk karier seni mereka ke depannya," ujar Emup.
Karena dari keahlian di bidang seni ini, imbuh Emup, banyak manfaat yang dapat diperluas dalam berbagai kehidupan. Seperti seni bisa memajukan ekonomi, politik, sosial dan aspek lainnya.
Disebutkannya, sejumlah 7 dalang (2 dalang cilik dan 5 dalang madya) tampil dalam Binojakrama Padalangan yang digelar sehari penuh di Gedung Kesenian Raksa Wacana.
Untuk dalang cilik diberikan waktu tampil pada pagi hingga siang hari dan sengaja mengundang anak sekolah seumuran dalangnya.
"Kita sengaja mengundang beberapa utusan pelajar dan guru mereka untuk menyaksikan Binojakrama ini dengan harapan pihak sekolah bisa ikut mengembangkan seni budaya lokal kepada anak didik," ujarnya.
Kepada pihak sekolah, Bidang Kebudayaan Disdikbud Kuningan akan ikut membantu untuk pengayaan budaya lokal ini dengan menggandeng para pamong budaya, seniman dan pihak lainnya.
"Sedangkan untuk para dalang madya, di Binojakrama ini ditampilkan hingga malam hari. Sabtu malam dipentaskan 5 dalang secara berbarengan," terang Dia.
Terpantau, penampilan para dalang muda ini sangat memukau para penonton yang hadir. Panitia memberikan kesempatan para dalang ini menampilkan cerita dengan versinya masing-masing selama 45 menit per dalang.
Cerita yang dibawakan dibatasi seputar "Perang Bharatayudha", yakni peperangan antara Pandawa versus Kurawa.
Salah seorang dalang madya, Aziz Pratama, asal Kelurahan Citangtu terlihat sangat pandai memainkan wayang bak dalang senior mereka.
Di akhir pementasan, para penilai, yang terdiri dari Pepadi Kuningan, Jana Sujana, Parnas dan Dewan Kebudayaan, Dodo Suwondo, memberikan masukan kepada para dalang muda ini agar memperbaiki hal yang kurang dan meningkatkan kemampuan mereka. (Nars)