![]() |
dr. H. Agah Nugraha, M.KM. |
KUNINGAN - Tahun 2022, presentase angka anak yang mengalami stunting di Kabupaten Kuningan naik 1,2% dari tahun 2021. Jika para tahun 2021, presentase angka anak mengalami stunting adalah 5,4% maka pada tahun 2022 tercatat 6,6%.
Menurut jumlahnya, dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, tercatat ada sejumlah 4.798 anak mengalami stunting di akhir tahun 2022.
Kenaikan jumlah angka anak yang mengalami stunting ini, menurut Sub Koordinator Kega dan Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, dr Agah Nugraha, dicurigai karena semakin banyaknya orangtua yang melek kesehatan.
"Karena orang-orang sudah melek tentang kesehatan anak, maka banyak yang pergi ke posyandu memeriksakan anaknya secara rutin sehingga catatan kesehatan anak di Kuningan ini lebih lengkap," terang Agah, saat ditemui kuninganreligi.com, Rabu (08/02/2023).
Melalui posyandu-posyandu yang tersebar di desa-desa ini, imbuhnya, pihaknya menargetkan 80% anak di Kabupaten Kuningan bisa diukur dan ditimbang, sehingga semua anak bisa teridentifikasi kondisi kesehatannya.
"Saya curiganya justru karena kita di Kuningan itu penanganan Stunting-nya gebyar gitu, banyak sering digembor-gemborkan justru lebih cenderung banyak orangtua yang mengetahui anaknya kurus dan pendek segera memeriksakannya," papar Agah lagi.
Dengan gebyarnya pencegahan stunting ini maka pihaknya tidak heran saat mencatat angka anak Stunting malah mengalami kenaikan.
"Dari jumlah anak yang diperiksakan juga naik. Tahun 2021 jumlah anak yang ditimbang ada 68.364 sekarang (2022) ada 71.163, maka wajar jika ada kenaikan persentase," jelasnya.
Meski begitu, angka anak mengalami stunting di Kabupaten Kuningan ini, dikatakannya, masih berada di bawah rata-rata angka nasional dan Jawa Barat.
Untuk upaya penurunan jumlah anak mengalami stunting ini, diakui Agah, Dinkes Kuningan sudah menggencarkan beberapa program dengan sasaran berbeda.
"Upaya pertama, kita menyasar para remaja putri sebagai calon ibu. Jika kesehatan remaja putrinya bagus, hb-nya bagus, maka ia akan jadi ibu yang melahirkan anak-anak yang bagus juga," ujarnya.
Kepada remaja putri ini, pihaknya gencar memberikan tablet tambah darah dengan target 54% semua remaja putri di Kuningan bisa terjangkau.
"Alhamdulillah dari target tersebut sudah tercapai 66, 39%, artinya sudah melebihi target," tandasnya.
Setelah itu, sasaran intervensi kesehatan berikutnya adalah kepada pasangan usia subur sebagai calon orangtua.
Kepada pasutri yang baru menikah ini dilakukan edukasi agar mengetahui reproduksi yang baik, menjaga program kehamilan agar menghasilkan janin yang bagus, juga mengedukasi pola makan mereka.
"Sasaran berikutnya adalah kepada ibu hamil, dengan upaya pemberian PMT, pemberian edukasi oleh bidan-bidan tentang kehamilan yang baik seperti apa," ungkap Agah.
Intervensi selanjutnya adalah saat bayi lahir Dinas Kesehatan juga memberikan dukungan agar bayi mendapat asupan gizi yang baik.
"Jadi kalau ditanya soal upaya kesehatan, Saya kira sudah maksimal dilakukan," kata Agah.
Selanjutnya, dijelaskan juga terkait adanya kolaborasi Dinas Kesehatan dengan pihak lain untuk penanggulangan angka stunting ini.
Dinas Kesehatan, imbuhnya lagi, mengajak semua pihak agar ikut membersihkan sumbangsih untuk intervensi ke masyarakat agar angka stunting bisa terus turun.
"Seperti contoh, dari Kodim 0615/Kuningan juga kemarin gencar dengan program Bapak Asuh bagi anak yang mengalami stunting," jelasnya.
Program tersebut juga diikuti oleh beberapa pihak swasta lainnya, seperti dari akademisi dan organisasi profesi dengan metode beragam.
"Ada yang menjadi bapak asuh, memberikan edukasi kesehatan, memberikan vitamin dan lainnya kepada masyarakat," terang Agah.
Pihaknya juga mengajak kepada masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi berkecukupan untuk ikut andil menjadi orangtua asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting.
"Dengan Program Orangtua Asuh ini keluarga yang berkecukupan bisa ikut membantu memberikan protein hewani dan vitamin bagi anak yang mengalami stunting," sebutnya.
Upaya yang baik menangani Stunting ini, kata Agah, adalah dengan memberikan asupan protein hewani seperti susu dan telur selama 90 hari pada anak yang mengalami stunting. (Nars)
Posting Komentar
0 Komentar