Cuaca Buruk, Sebagian Wilayah Kabupaten Kuningan Dikepung Longsor, Ada Warga yang Dihimbau Mengungsi - Kuningan Religi

Breaking


Jumat, 31 Maret 2023

Cuaca Buruk, Sebagian Wilayah Kabupaten Kuningan Dikepung Longsor, Ada Warga yang Dihimbau Mengungsi

Bencana longsor kepung Kabupaten Kuningan
Sebuah bukit di Desa Cipakem Kecamatan Maleber mengalami longsor pada Jum'at (31/03)

KUNINGAN - Wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dilanda cuaca buruk selama dua hari terakhir. Hujan deras yang turun selama dua hari terakhir mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan terkena bencana longsor. Bahan di satu titik longsoran, 20 KK warga desa dihimbau mengungsi bilamana cuaca semakin memburuk untuk menghindari longsoran susulan.


Dari catatam kaji cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan pada Jum'at (31/03/2023), disebutkan sedikitnya ada  enam lokasi yang terkena bencana longsor. Akibatnya sejumlah infrastruktur, termasuk jalan desa dan jalan kabupaten sempat tertutup material longsoran.


Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana,saat dikonfirmasi kuninganreligi.com, mengatakan, dari beberapa kejadian kebencanaan tersebut, tidak ada korban jiwa.


"Beberapa rumah dan jalan desa serta jalan kabupaten terdampak. Bersama aparat desa setempat, TNI dan POLRI, telah dilakukan upaya pembersihan material longsoran," ujarnya.


Hanya sebagian longsoran yang hingga Jum'at malam belum dilakukan pembersihan,karena memerlukan alat berat dan terjadi longsoran susulan.


1. Longsor Dusun Cibongkot, Desa Cipedes, Kecamatan Ciniru


Peristiwa longsor TPT rumah warga di Dusun Cibongkot, dilaporkan terjadi pada Rabu (29/03). Tembok penahan tebing di halaman rumah warga, Rohayati (60 tahun) ambruk dan menutupi jalan desa setempat, akibatnya jalan tersebut sempat tidak bisa dilalui kendaraan.


2. Longsor Tebing di Dusun Kliwon Desa Sukasari Kecamatan Mandirancan


Tebing di lahan kebun milik Bucu (60 tahun) dan Janda (65 tahun), warga setempat longsor menutupi saluran irigasi dan pipa saluran air bersih masyarakat. 


Sudah dilakukan pembersihan material longsoran  serta pemasangan cerucuk bambu di areal longsoran.


3. Longsor Dusun Puhun Desa Cipedes Kecamatan Ciniru


Pada Kamis (30/03) terjadi longsoran TPT di dua halaman rumah milik warga, menutup aliran Sungai Citaman di Blok Citim Desa Cipedes.


Masyarakat setempat sudah bergotongroyong membersihkan material longsoran dari aliran Sungai Citaman dan memasang cerucuk bambu di sekitar longsoran. Namun diwaspadai terjadinya longsoran susulan.


4. Longsor dan Jalan Amblas di Dusun Kahuripan Desa/Kecamatan Ciwaru


Tembok penahan tebing di jalan penghubung Desa Ciwaru menuju Desa Linggajaya dan Desa Karangkancana mengalami longsor. Sebagian badan jalan di jalur tersebut juga ikut amblas akibat derasnya aliran Sungai Cipahing.


Akibatnya pada jalur tersebut akses lalu lintas warga terganggu. Meski hanya sebagian badan jalan yang amblas,namun pengguna roda empat harus ekstra hati-hati saat melintas di ruas jalan ini. Bahkan kendaraan bertonase besar dipastikan tidak bisa melintasdan harus memutar rute melalui Desa Cileuya, Kecamatan Luragung.


5. Longsoran Tebing di Desa Pamupukan Kecamatan Ciniru


Longsor tebing juga terjadi di Desa Pamupukan Kecamatan Ciniru pada Kamis (30/03). Akibatnya, jalan lingkungan dan saluran air di wilayah tersebut tertutup material longsoran.Tak hanya itu, Jalan desa setempatjuga tertutup longsoran sepanjang 8 meter yang mengakibatkan terganggunya akses kendaraan dan aktivitas masyarakat.


6. Longsor BukitPasirjati di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber


Sebuah bukit di Kampung Walahar Desa Cipakem Kecamatan Maleber mengalami longsor pada Jumat (31/03). Volume longsoran mencapai panjang 80 meter,lebar 30 meter dan tinggi 100 meter, menutupi aliran Sungai Citamiang yang mengalir di wilayah tersebut.

Retakan tanah di puncak longsoran sepanjang 100 meter dan amblas sedalam 70 cm mengancam akses jalan menuju Kampung Pasirjati, 20 rumah dan 1 mushola terancam terisolir.


Warga di sekitar longsoran dihimbau oleh pemerintah desa setempat untuk mengungsi menjauhi bantaran sungai bilamana terjadi hujan deras. Warga juga dihimbau melaksanakan ronda untuk mewaspadai terjadinya longsoran susulan.


(Nars)