El Nino Diprediksi Berdampak pada Musim Kemarau Lebih Panjang di Kuningan, Cirebon, dan Majalengka - Kuningan Religi

Breaking


Senin, 29 Mei 2023

El Nino Diprediksi Berdampak pada Musim Kemarau Lebih Panjang di Kuningan, Cirebon, dan Majalengka

Kepala Pelaksana BPBD Kuningan soal fenomena El Nino
Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana 

KUNINGAN  - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan memperingatkan bahwa wilayah Kuningan, Cirebon, dan Majalengka, serta sekitarnya, kemungkinan akan menghadapi musim kemarau yang lebih panjang dan curah hujan yang rendah pada tahun 2023.


Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, saat dikonfirmasi kuninganreligi.com, menjelaskan, berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, pemicu kemarau panjang dan rendahnya curah hujan ini dipicu oleh fenomena El Nino yang diprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun.


Menurut Indra, El Nino kategori lemah diprediksi akan dimulai pada bulan Mei hingga Juni, dan kemudian berlanjut menjadi El Nino kategori sedang dari bulan Juli hingga Desember 2023.


"Dari keterangan BMKG disebutkan, fenomena El Nino ini umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Kuningan, Cirebon, dan Majalengka," jelas IB sapaan akrabnya, Senin (29/05/2023).


El Nino, kata IB, dapat memberikan dampak signifikan terhadap curah hujan di wilayah Kuningan Jawa Barat.


"Dalam beberapa bulan ke depan, kita diprediksi akan menghadapi musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya.


Lanjutnya, perkiraan BMKG menunjukkan bahwa curah hujan di sekitar Kawasan Gunung Ciremai, yang mencakup Cirebon, Majalengka, Kuningan, dan daerah sekitarnya, pada bulan Juni, Juli, dan Agustus diperkirakan akan rendah dengan sifat hujan di bawah normal atau lebih kering dari biasanya.


Hal ini berarti bahwa wilayah tersebut dapat menghadapi kekeringan yang signifikan selama periode tersebut.


"BPBD Kuningan menekankan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air dan berbagi informasi terkait dengan upaya mitigasi bencana kekeringan," sambungnya.


Ia menekankan peningkatan kesadaran dan kewaspadaan terhadap situasi kekeringan sangat penting bagi masyarakat. Pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan jajaran pemerintah (Forkopimda) dan instansi terkait untuk memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan dalam menghadapi musim kemarau yang sulit ini.


"Menurut BMKG diprediksi musim kemarau akan berakhir pada Bulan Nopember," ujarnya.


Sebelumnya, diberitakan, BPBD Kuningan telah berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), komunitas peduli lingkungan, dan unsur forkopimda untuk menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan, terutama yang biasa terjadi di lereng Gunung Ciremai.


"Kami telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti BTNGC dan komunitas peduli lingkungan, serta berkoordinasi dengan unsur forkopimda. Kami juga telah mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan serta langkah-langkah lainnya untuk menghadapi kekeringan, kekurangan air bersih, dan kebakaran hutan dan lahan," jelas Kalak BPBD Kuningan.


Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan, BPBD Kuningan akan segera melaksanakan apel kesiapsiagaan sesuai dengan Inpres No 3 tahun 2020 dan instruksi Mendagri nomor 1 tahun 2023. (Nars)