![]() |
Salah satu modus upaya penipuan lewat pesan WhatsApp yang dikirimkan pelaku pada calon korbannya |
TEKNO - Penipuan melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp telah menjadi ancaman yang semakin meresahkan masyarakat. Berbagai modus operandi yang terus berkembang membuat para pelaku penipuan semakin lihai dalam menjalankan aksinya.
Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap upaya penipuan melalui platform tersebut.
WhatsApp, sebagai salah satu aplikasi pesan instan yang populer di dunia, telah memberikan celah bagi para penipu untuk memperluas jaringan kejahatan mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, berbagai modus penipuan baru melalui WhatsApp telah terungkap.
Salah satu modus operandi yang sering digunakan adalah penipuan melalui pesan berantai. Para penipu akan mengirimkan pesan dengan janji iming-iming hadiah atau uang kepada korban potensial. Mereka akan meminta korban untuk meneruskan pesan tersebut kepada orang lain sebagai syarat untuk mendapatkan hadiah atau uang tersebut.
Namun, sebenarnya tidak ada hadiah atau uang yang akan diterima oleh korban, dan pesan tersebut hanya berfungsi untuk menyebarluaskan penipuan lebih jauh.
Modus penipuan lainnya melibatkan identitas palsu. Pelaku penipuan akan mencuri atau memalsukan nomor WhatsApp orang lain dan mengatasnamakan mereka dalam pesan-pesan penipuan. Mereka dapat menggunakan informasi pribadi yang telah mereka kumpulkan melalui sumber-sumber lain untuk membuat pesan-pesan tersebut terlihat meyakinkan.
Dalam beberapa kasus, para penipu bahkan mengaku sebagai anggota keluarga atau teman dekat korban, mencoba untuk memanfaatkan rasa kepercayaan dan kesediaan korban untuk membantu.
Selain itu, penipuan melalui tautan (link) juga semakin umum. Pelaku penipuan akan mengirimkan tautan palsu kepada korban yang terlihat seperti tautan resmi dari layanan atau perusahaan terkemuka. Ketika korban mengklik tautan tersebut, mereka akan diarahkan ke situs web palsu yang dirancang untuk mencuri informasi pribadi atau keuangan korban.
Beberapa tautan juga dapat menginstal perangkat lunak berbahaya pada perangkat korban, memberikan pelaku penipuan akses yang tidak sah ke data mereka.
Terakhir, modus baru para penipu lewat WhatsApp ini mengirimkan pesan seperti voice note (pesan suara) kepada calon korbannya. Padahal pesan yang dikirimkan tersebut bukannya voice note, melainkan sebuah tautan yang jika diklik akan langsung mengunduh dan memasang apk tertentu pada handphone korban.
Saat aplikasi tersebut terpasang, si pelaku dengan mudah bisa mengakses semua informasi penting termasuk kontak dan info m banking calon korban.
"Jangan mengklik tautan yang mencurigakan atau yang berasal dari sumber yang tidak dikenal. Pastikan untuk memverifikasi identitas seseorang sebelum membuka pesan dari mereka," ujar pemerhati teknologi informasi dan komunikasi Kuningan, Asep Mahpudin, saat dikonfirmasi kuninganreligi.com.
Ia minta masyarakat langsung saja menghapus pesan yang sekiranya tidak dibutuhkan. Apalagi dikirimkan oleh orang tidak dikenal, atau yang dikenal namun isi pesannya mencurigakan.
"Blokir saja nomor orang tak dikenal tersebut untuk menghindari upaya penipuan berikutnya," ujarnya. (Nars)